Sahabatku Adalah Cintaku

Mira dan martin adalah 2 anak yang sudah berteman sejak mereka bertemu di sekolah dasar, pertemanan mereka yang kian hari semakin dekat dan membuat keduanya menjadi bersahabat sejak saat itu. Setiap saat Mira bersedih, Martin selalu berusaha menghiburnya untuk membuatnya kembali tersenyum bahagia. Bagi Martin senyuman dari Mira adalah suatu kebahagiaan tersendiri baginya, begitu pula dengan Mira senyuman dan kebahagiaan dari Martin adalah suatu kebahagiaan tersendiri juga dalam hidupnya. Dan hubungan itu pun terus berlanjut hingga mereka sudah beranjak dewasa dan memasuki sekolah ke perguruan tinggi.

Tanpa mereka sadari satu sama lainnya sudah timbul dengan sendirinya benih-benih cinta dalam hati mereka, namun mereka selalu mengatakan perasaan cinta itu dikarenakan mereka adalah sahabat yang sudah dekat sejak mereka kecil. Pada saat Martin menemui Mira, dia menceritakan perasaan senangnya karena dia telah diterima cintanya oleh seorang wanita yang sudah sangat lama dia cintai.

"Mira akhirnya aku telah diterima" (ucap Martin).

dengan tatapan heran Mira mencoba menenangkan hati sahabatnya itu, sebab Martin tersendat-sendat nafasnya ketika dia sedang berbicara dengan Mira.

"diterima apanya Tin? coba tenangkan dirimu dahulu, cobalah berbicara perlahan-lahan denganku" (ucap Mira)

"cintaku diterima oleh Maya, aku merasa sangat senang sekali, akhirnya sudah sekian lama aku menanti jawaban itu dari mulutnya" (ucap Martin).

tersentak hati Mira terasa kaget, dia bingung sendiri dengan perasaannya saat itu, apakah dia harus senang atau bersedih, namun dengan wajah yang tersenyum Mira berusaha mengucapkan selamat kepada Martin, yang kini telah menemukan tambatan hatinya.

Meskipun saat ini Martin telah resmi memiliki kekasih, dia tidak pernah lupa dengan Mira sahabatnya itu, setiap kali Mira bersedih, ataupun membutuhkan bantuannya Martin tidak pernah sungkan-sungkan untuk langsung menemaninya. Martin juga sebagai kekasih yang baik dia selalu menjelaskan kepada Maya siapa Mira bagi hidupnya, kemana pun dia dan Mira pergi Martin selalu memberi kabar dan meminta ijin dari Maya.

Namun seiring berjalan waktu, kini Mira pun telah dekat dengan seorang pria yang bernama Bagas. Bagi Mira Bagas adalah sosok seorang pria yang baik, pria kedua yang paling baik bagi dirinya setelah Martin. Bagas selalu memberikan perhatian yang lebih kepada Mira dan selalu bersikap sabar dan tenang dengan kemanjaan Mira selama ini padanya, Bagas juga mengetahui hubungan persahabatan antara Mira dan Martin, dan dia pun tidak keberatan dengan hal itu, sebab Martin sendiri pun kini telah memiliki kekasih hatinya tersendiri.

Akan tetapi Martin merasa curiga dengan sikap Mira yang belakangan ini tidak pernah meminta dirinya untuk menjemput Mira tiap kali Mira pergi latihan les tari, sebab sejak kecil Mira selalu ditemenin bahkan diantar jemput oleh Martin saat Mira pergi latihan menari, kini setiap kali Martin menelpon dan mengatakan akan mengantar dan menjemput Mira, niat baiknya itu selalu ditolah oleh Mira, karena itu dia berniat untuk melihatnya langsung dengan siapa Mira selama ini pergi latihan, sebab dia sangat mengenal sifat Mira yang manja yang selalu ingin diantar jemput olehnya.

Sesampainya ditempat latihan tari Mira, Martin melihat Mira dijemput oleh Bagas, tersentak saat itu juga dia merasa sangat kesal dan sangat marah, dan langsung menemui Mira dan Bagas.

"oh jadi ini alasannya kamu, tiap kali aku ingin mengantar kamu latihan" (ucap Martin).

"Martin, kamu disini, sedang apa?" (merasa heran dengan keberadaan Martin disana)
"oh iya, kenalin ini Bagas, pria yang pernah aku ceritakan selama ini ke kamu, dan Bagas ini Martin, sahabat aku yang pernah aku ceritakan juga ke kamu" (sambil tersenyum melihat keduanya).

saat itu Martin dan Bagas pun berkenalan, dan Martin meminta ijin kepada Bagas untuk membawa Mira jalan, dengan alasan bahwa mereka sudah lama tidak bertemu, dan banyak hal yang ingin dia bahas secara pribadi berdua dengan Mira. Martin pun membawa Mira ke cafe tempat dimana mereka sering nongkrong bersama.

"Mir, kamu menyukai Bagas?" (tanya Martin)

"aku sih, tidak tau pasti dengan perasaan aku sendiri ke Bagas seperti apa Tin, yang jelas, Bagas adalah pria yang sangat baik, aku sangat menyukainya". (jawab Mira)

"sejak kapan kamu suka dengannya? kamu kan baru dekat dengannya" (tanya Martin)

"entahlah aku juga gak tau, yang jelas semenjak dia bersikap baik padaku, kenapa?" (tanya Mira)

"aku tidak suka kau berhubungan dengannya, dia bukan pria yang baik buat kamu" (jawab Martin)

"kenapa kamu berpikiran seperti itu, kamu saja baru bertemu dengannya, yang jelas dia sangat baik buatku" (ucap Mira)

"tapi tetap saja aku tidak setuju dengan dia, kenapa kamu tidak bertanya dulu padaku kalau kamu dekat dengannya, kenapa kamu terima saja dia mendekatimu?" (tanya Martin)

"cukup Martin, kenapa aku harus meminta ijin padamu untuk dekat dengan seorang pria? apa dulu kamu mendekati Maya kamu pernah bertanya dulu padaku? tidak kan? kita memang sahabat bukan berarti kamu berhak mengatur hidupku dengan siapa aku berteman dan dengan siapa aku dekat" (ucap Mira)

Mira pun berlaju pergi dan dia meninggalkan Martin sendiri di cafe tersebut, tersentak hati Martin ketika mendengar ucapan dari Mira, kenapa dia bersikap aneh dan seakan-akan tidak terima Mira dekat dengan pria lain. Sejak saat itu Martin selalu saja menceritakan kekesalannya terhadap Mira kepada Maya, hari demi hari Martin selalu membahas tentang Mira, sampai Maya pun curiga dia sebenarnya sangat mencintai Mira sahabatnya itu, sebab segala apa pun yang terjadi saat ini pada Maya, Martin tidak begitu peduli lagi.

Maya pun pergi kerumah Mira, dan menceritakan tentang keluhannya selama ini kepada Mira, bahwasanya Martin selama ini selalu membahas tentang Mira, dan bukan yang lain lagi. Saat itu Mira berjanji akan mencoba untuk berbicara dengan Martin secara langsung. Dan Mira menghubungi Martin untuk menemuinya setelah selesai latihan menari, dengan senang hati Martin menerima ajakan dari Mira, dan ketika mereka bertemu.

"Tin, tadi Maya datang kerumahku, dia mengatakan bahwa selama ini sikapmu berubah, bahkan sangat berubah sekali, kau selalu saja membahas tentang hubunganku dengan Bagas, kenapa Tin? apa sebenaarnya salah Bagas sampai-sampai kau tidak menyukaiku dekat dengannya, dia pria yang baik, aku yakin dia bisa membahagiakan aku, dan aku pun tak ingin berlarut-larut selalu bergantung hidup denganmu, aku sadar kelak kita akan berpisah dengan sendirinya dengan pasangan kita masin-masing, tapi bukan berarti persahabatan kita putus, setidaknya kita harus menghargai perasaan pasangan kita masing-masing" (ucap Mira).

"aku juga tidak tau Mir, apa alasan yang tepat untukku mengungkapkan bahwa aku tidak menyukai Bagas, yang jelas aku tidak suka saja, bahkan bukan hanya dengannya, aku tidak suka kalau ada pria lain selain aku yang dekat denganmu, cukup hanya aku Mir" (ucap Martin)

"kenapa harus egois? kenapa kamu boleh dekat dengan wanita lain, bahkan kamu sekarang telah memiliki kekasih, kenapa aku tidak boleh? apa aku pernah marah ketika kau senang dengan hubunganmu dengan Maya, meskipun hatiku sakit, aku merasa kalau hatimu akan terbagi dengan wanita lain, namun harus kuakui kita hanya sebatas sahabat, yang bisa kapan saja pergi, karena itu aku berusaha tersenyum, asalkan kau bahagia aku juga bahagia" (ucap Mira)

"jadi dulu sebenarnya kau merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan saat ini?" (tanya Martin)

"iya, tapi itu sudah berlalu, aku harus berusaha ikhlas, meskipun kini sudah ada Bagas, namun sebenarnya aku belum ada kata pacaran dengannya, meskipun berkali-kali dia bertanya padaku, namun aku tak pernah menjawabnya, sebab aku masih bingung, aku ingin kau yang ada selalu dalam hidupku, tapi apa dayaku kau sudah memiliki Maya sebagai kekasihmu, dan aku tak ingin menjadi penghalang bagi hubungan kalian berdua" (ucap Mira)

seketika dari pembicaraan mereka muncul Maya dan Bagas.

"tak perlu kalian pertanyakan lagi, sudah jelas bahwa sebenarnya kalian berdua saling mencintai, hanya saja cinta kalian itu terhalang oleh hubungan persahabatan yang selama ini kalian yakini" (ucap Bagas)

"semua pertanyaanku sudah terjawab saat ini, setelah aku mendengar isi hati dari kalian berdua, bukan Mira, tapi akulah yang sebagai penghalang untuk bersatunya dua hati yang sebenarnya saling mencintai dari hubungan persahabatan kalian ini" (ucap Maya)

Maya memegang tangan Martin, dan Bagas memegang tangan Mira, kemudian mereka menyatukan pegangan tangan antara Maya dan Martin.

"akuilah bahwa persahabatan kalian sebenarnya adalah cinta sejati kalian" (ucap Bagas)

"aku ikhlas melepasmu Martin, asalkan kau bahagia, tidak ada gunanya mempertahankan hubungan kita, jika dihatimu hanya ada Mira" (ucap Maya)



Writter By N. Yahya

Related Posts: