Jodohku

Entah apa yang direncanakan Tuhan untukku, hingga kini usiaku beranjak 31 tahun, namun tak satu pun ada pria yang pernah singgah di hatiku. Terkadang aku sering merasa Tuhan itu tidak adil terhadapku, kenapa semua orang memiliki pasangan? Kenapa semua orang sudah bertemu dengan jodoh mereka? Bahkan tidak sedikit teman-teman seusiaku sudah memiliki anak, sementara aku...sementara aku...tak pernah bertemu dengan sosok pria yang benar-benar tulus mencintaiku.

"Tuhan apa salah dan dosaku" hal ini yang selalu aku ucapkan tiap kali aku bersedih, olokan dari orang-orang terdekat disekitarku, sering sekali membuat telinga dan hatiku sakit mendengarnya, namun apa daya aku tak punya kuasa untuk membantah ucapan mereka semua padaku. Segala cara sudah aku lakukan, berdoa, berusaha membuka hatiku untuk pria yang ingin dekat denganku, namun tetap saja, tidak ada yang berkenan singgah ke hatiku ini. Terkadang terpintas dihati dan pikiranku mungkin aku kurang cantik, tidak seperti wanita lain diluar sana, aku tak begitu pandai merias diri seperti wanita kebanyakan, namun apakah hanya sebatas itu sajakah yang pria pikirkan tentang wanita? Selalu itu saja yang aku pertanyakan dalam hatiku. Namun seorang teman yang selalu ada untukku sejak kecil berkata padaku.


"Tidak perlu harus cantik, tidak perlu harus pintar berhias, untuk bisa membuat pria tertarik padamu, dengan ibadah, memiliki sifat yang baik, selalu menjadi wanita yang apa adanya, akan membuat banyak pria tertarik padamu, dan pada intinya jika ingin mendapatkan pria yang baik, maka harus bisa menjadi wanita yang baik pula" ucap Lidya (sahabatku).


Ucapan dan nasehat dari dirinya itu membuatku sedikit bersemangat, aku tetap berusaha memperbaiki sikap dan sifatku, tak lupa aku selalu berdoa dan berusaha untuk dapat bertemu dengan jodohku, hingga suatu ketika aku bertemu dengan seorang pria, yang ketika itu dia sedang tersesat, karena dia baru berkunjung ke kota Bandung, dia menanyakan alamat yang dia tuju kepadaku.

"Maaf mbak, aku boleh bertanya, alamat ini dimana ya?" Tanya pria itu padaku.

"Oh iya, kamu lurus aja, belok kiri itulah nama alamat yang kamu tuju, entar kamu coba tanya saja sama warga disekitarnya, untuk bisa mendapatkan rumah yang kamu tuju." Jawabku

Lalu dia berterima kasih kepadaku dan bergegas segera pergi, namun saat dia pergi dompetnya terjatuh, dan aku segera ambil dompetnya dan berusaha mengejarnya untuk mengembalikan dompetnya, namun tidak ku temukan pria itu.

"Cepat sekali pria itu jalannya, aku harus gimana dengan dompetnya ini?" Ucapku dalam hati.
Aku segera telpon Lidya sahabatku itu,
"Hallo lidya, lagi dimana posisimu?" Tanyaku.

"Aku dirumah baru selesai masak, ada apa  Tin?" Jawabnya.

"Aku minta tolong, ini aku temukan dompet, temenin aku dong buat cariin pemilik dompet ini." Pintaku.

"Aduh, tau orangnya gak?" Tanya lidya.

"Aku tau orangnya, tapi gak tau namanya, sebab tadi sebab ngobrol dia cuma tanya alamat aja." Jawabku.

"Oke deh, kamu lagi dimana posisinya sms kan aja alamatnya, entar aku susul kesana ya." Jawab lidya.

15 menit kemudian lidya datang dan kami pun ke alamat yang pria tanyakan tadi padaku. Pelan-pelan kami mencarinya, dan alhamdulillah ketemu juga saat dia berada di teras salah satu rumah warga sekitar. 

"Mas, maaf ini tadi dompetnya jatuh, waktu mas beranjak pergi." Ucapku.

"Oh iya, terima kasih mbak, aku tadi berpikir dompetku di copet orang, sebab kartu atm, ktp, dan surat-surat kendaraan ada disitu semua, oh ya perkenalkan namaku Hadi." Jawabnya (sambil ulurkan tangan).

"Saya tina dan ini teman saya lidya, baiklah kami permisi pulang dulu." Ucapku.

Aku dan lidya pun beranjak pergi, dan 1 minggu kemudian, kami bertemu kembali di salah satu toko buku, dan kami pun masih saling mengingat satu sama lainnya.

"Mbak Tina" sapanya.

"Mas Hadi, kebetulan sekali, sedang cari buku apa?" Tanyaku.

"Buku tentang memperdalam ibadah aja mbak, lagi sibuk gak mbak?" Tanyanya.

"Gak sibuk kok mas." Jawabku

"Gimana kalau kita ngopi sebentar, kalau mbak nya tidak keberatan sih." Pintanya.

"Ok, boleh aja kok" jawabku.

Dari pertemuan itu kami semakin akrab, kami langsung bertukar nomor hp, dan dia sering menelponku. Seiring berjalannya waktu, setelah 1 bulan kami dekat, dia sudah mulai menyatakan perasaannya padaku, aku seketika terkejut, dia pria baik dan tampan, juga ibadahnya rajin benarkah dia menyukaiku? Tanyaku dalam hati, rasa tak percayaku menjadi dikalahkan oleh keyakinannya yang langsung datang berkunjung kerumahku dan bertemu dengan kedua orang tuaku, dia melamarku, perasaan senang tak terhingga, tapi aku sangat bersyukur dia menunjukkan keseriusannya kepadaku, dan aku bersyukur punya sahabat seperti lidya yang selalu membangkitkan semangat hidupku untuk percaya bahwa jodohku pasti akan datang, jika sudah tiba saatnya, hanya saja aku harus terus bersabar dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Writter : N. Yahya

Related Posts:

0 Response to "Jodohku"

Post a Comment