Jangan Marah Istriku

Ratna membantingkan piring tepat di hadapanku, saat itu aku benar-benar terkejut dengan tindakannya. Aku tidak pernah melihat istriku bersikap seperti itu. Dengan perlahan aku mencoba mendekati istriku dan bertanya kenapa dia bersikap seperti itu.

"Istriku, apa yang terjadi denganmu, masalah apa yang membuatmu jadi seperti ini?" Tanyaku.

Namun istriku tak menjawab pertanyaanku sama sekali, dia hanya bergumam, menunjukkan raut wajah yang penuh dengan amarah. Namun aku tetap bertanya hal yang sama padanya, dengan perlahan-lahan agar dia tidak semakin emosi. Setelah aku melontarkan pertanyaan yang sama secara terus menerus sebanyak 3 kali, barulah istriku mau menjawab semua pertanyaanku.

"Aku kesal, aku sedih dengan nasib hidupku selama ini setelah aku memutuskan untuk menikah denganmu." Jawab istriku.

Seketika aku terkejut mendengar jawaban dari istriku, aku terdiam dan terpaku seolah-olah aku di tusuk pisau dari belakang, yang membuatku tak menyangka ada serangan yang datang. Namun tak hanya itu, istriku terus mengatakan sesuatu yang gak pernah aku dengar selama ini, dia mengutarakan isi hatinya yang selama ini diam-diam dia pendam.

"5 tahun aku menikah denganmu, tidak pernah sedikit kebahagiaan yang aku dapatkan, aku rela menikah denganmu, meninggalkan semua kemewahan yang aku punya, serta karir yang aku jalani selama aku masih gadis dulu, tapi apa yang aku dapat sekarang, setelah aku menikah denganmu, dahulu aku dengan mudah dapat membeli baju, tas dan sepatu baru walau dengan harga yang sangat mahal, tapi sekarang jangankan barang yang mahal, membeli itu semua saja pun kau tak pernah berikan padaku, dahulu aku dapat dengan mudah makan makanan yang enak, aku tak harus bersusah payah untuk memasak buat mengisi perutku yang lapar, tapi sekarang aku justru harus memasak ini itu, bahkan aku juga harus berpikir keras untuk belanja buat makan sehari-hari, dahulu aku mampu membeli barang apa pun yang aku inginkan, namun sekarang membeli jam tangan saja aku tak mampu, bahkan untuk membeli elektronik keperluan rumah saja aku harus berhemat dulu, agar bisa membeli semua kebutuhan penting itu, aku lelah harus bersabar dalam hal materi, belum lagi mendengar ucapan keluargamu yang selalu mengkritik aku, yang mengatakan aku tak pintar memasak, mengurus rumah, dan aku tak bisa memberikan keturunan buatmu, apa salahku, apa dosaku hidup selama ini, beginikah rasanya menikah?" Istriku bertanya padaku.

Aku melihat wajahnya, dia menangis sambil menutupkan wajahnya, kelihatan dari wajahnya kalau dia benar-benar menyesal karena telah menikah denganku. Aku hanya bisa terdiam saat itu, menundukkan kepalaku dan berpikir kenapa setelah 5 tahun kami menikah, baru kali ini pertama kalinya dia mengatakan semua isi hatinya kepadaku, meskipun demikian aku tak bisa marah kepadanya, karena apa yang dikatakannya itu semuanya adalah benar, dan aku memang tak mampu memberikan apa pun yang dia inginkan selama kami menikah.

"Maafkan aku istriku, aku tidak tau bahwa kau merasakan hal sesakit ini selama menikah denganku, kau tau kalau aku bukanlah orang yang bergelimpang akan harta. Aku juga bukan pria yang mapan, aku hanya pria sederhana yang mencintaimu sepenuh hatiku. Saat ini aku hanya mampu memberikan nafkah seadanya padamu, hanya cukup makan buat sehari-hari kita. Aku sadari akan kemampuanku dan kelemahanku yang tak dapat menandingi kehidupan mewahmu itu, namun aku sangat bersyukur memiliki istri sepertimu, dengan penuh kesabaran kau alami kehidupan susah bersamaku tanpa sedikit pun kau pernah mengeluh kepadaku, kau lakukan tugasmu menjadi seorang istri dengan berusaha keras untuk bisa memasak dan membereskan rumah, meskipun dahulu kau tak pernah melakukan hal itu, kau tetap terus bersabar dan menahan diri untuk membeli barang-barang mewah, demi untuk menyimpan uang buat kebutuhan pokok kita sehari-hari, akan tetapi bukan salahmu jika kita belum memiliki keturunan, kita tidak bisa saling menyalahkan satu sama lainnya, sebab Allah lebih tau apa yang baik buat kita, Allah masih menguji kesabaran kita dengan memberikan kita rezeki yang cukup buat makan sehari-hari dan belum memberikan kita kesempatan untuk memiliki anak, taukah kau, semua keadaan kita seperti ini aku selalu bersyukur, karena Allah memberikan segala nikmat kepada kita, jangan lah kau marah dan emosi ketika ada orang yang mengkritikmu, dengan demikian berkat mereka lah kau bisa lebih pintar memasak dan melakukan segala hal, terima kasih telah menjadi istri yang soleha buatku." Ucapku.

Istriku terdiam, perlahan dia melihatku dengan penuh penyesalan atas segala kemarahannya kepadaku tadi. Namun dia tidak berkata-kata hanya diam memandangi diriku.

"Istriku, pergilah kau sholat, aku yakin kau pasti merasa lebih nyaman setelah kau sholat, sebab jangan biarkan setan menguasai dirimu dengan amarahmu itu, dan marilah kita sholat berjemaah." Pintaku.

Kami pun melaksanakan ibadah sholat berjemaah, setelah kami sholat istriku menyalamiku dan meminta maaf padaku, bahkan dia menangis dalam pelukanku.

"Suamiku, maafkan aku, maafkan aku yang tak pernah mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, aku tau aku penuh dengan kekurangan, karir yang aku banggakan tak kan mampu membuatku menjadi istri yang soleha. Karena itu aku menyadari bahwa Allah memberikan cobaan seperti hanya untuk menguji kemampuan kesabaranku, aku seharusnya bersyukur memiliki suami sepertimu, sebab apa pun kekuranganku kau tak pernah marah ataupun kesal kepadaku, setiap kali kau makan masakan yang tidak enak dari buatanku, kau tetap tersenyum bahkan menghabiskan makananmu demi membuat hatiku senang, dan kau selalu mengajarkanku untuk bisa memasak makanan yang enak, aku sadari tak pernah mengucapkan kata-kata yang kasar seperti itu sebelumnya padamu, hanya saja aku tak tahan mendengar banyak orang diluar sana yang senang mencibir kehidupan kita." Ucap istriku.

Aku pun langsung memeluk erat istriku dan menghapus air matanya.

"Jangan lah kau marah istriku, ini adalah sebagian dari cobaan yang Allah berikan kepadamu dan khususnya kepadaku sebagai imammu." Ucapku.

Saat itu aku jadi bisa lebih memahami isi hati istriku, dan aku merasa lega melihat senyumnya yang tanpa ada sandiwara di dalam wajahnya. Yang selama ini dia lakukan untukku dengan berpura-pura tersenyum bahagia.

Writter by N. Yahya

Related Posts:

Maafkan Aku Istriku

Maya dan ridwan telah menjalani bahtera rumah tangga selama 3 tahun, dan selama pernikahan mereka, belum dikaruniai seorang anak pun. Karena hal itu lah maya selalu saja mendapatkan sindirian dan cibiran selama hidupnya, yang menganggap bahwa maya mandul dan mereka tak dapat memiliki anak. Ridwan sebagai suami pun selalu melimpahkan kesalahan kepada istrinya, penyebab mereka belum dikaruniai anak. Selama menikah maya hidup bersama mertua dan 3 orang adik iparnya, yang hanya menganggap maya sebagai pekerja di dalam rumah, sebab karena maya tidak memiliki pendidikan tinggi dan tidak berkarir.

"Maya, dari tadi kamu belum selesai juga mencuci piring-piring kotor itu, kenapa akhir-akhir ini kamu lamban sekali bekerja nya, adik-adik iparmu sebentar lagi pulang dan mereka pasti kelaparan nanti, sementara kamu belum juga selesai memasak apa pun" celoteh ibu mertuanya.

"Maaf bu, maya lagi kurang enak badan, akhir-akhir ini sering sakit kepala, mungkin tensi maya menurun bu" jawab maya.

"Alah kamu jangan alasan y, kamu tetap harus bergegas, saya gak mau dengar alasan yang buat kamu malas nantinya" ucap ibu mertua maya.

"Baiklah bu" jawab maya.

Meskipun tidak begitu bisa bergerak dengan leluasa, maya tetap berusaha menyelesaikan semua tugasnya dirumah. Namun memang maya juga merasa kurang fit dalam aktifitasnya, entah apa yang terjadi dengan maya, karena itu dia pergi ke dokter dan memeriksa kesehatannya. Maya sempat meminta suaminya untuk menemani dirinya pergi kedokter, namun suaminya menolak dengan alasan sibuk di kantor. Setiba maya bertemu dengan dokter, maya terkejut dengan hasil kesehatannya.

"Dok, saya akhir-akhir ini sering merasa pusing, mual, badan terasa pegal-pegal dan saya tidak fit dalam aktifitas sehari-hari, mungkinkah saya ada penyakitnya dok?" Tanya maya.

"Mari saya cek dulu kesehatannya bu." Ucap dokter.

"Ibu, selamat y, gejala yang ibu alami itu normal untuk wanita yang sedang mengandung" ucap dokter.

"Apa dok? Saya hamil maksudnya dokter?" Tanya maya.

"Iya ibu hamil sudah 3 bulan bu, memangnya ibu gak sadar, selama ini ibu terakhir haid itu kapan?" Tanya dokter.

"Saya tidak begitu ingat dok, sebab saya tidak teratur siklus haid nya" jawab maya.

Dokter memberikan beberapa resep obat dan vitamin yang harus dikonsumsi maya, dan maya pun segera memberitahukan kabar bahagia itu kepada suaminya. Maya sangat bersyukur sebab dia bisa mengandung, dan semua tuduhan yang diberikan padanya tidaklah benar. Sepulang suami maya dari kantor, dia langsung menemui maya dan melihat hasil checkup maya ke dokter, suaminya sangat senang dan segera memberitahukan kepada seluruh keluarganya, namun bukan mereka merasa senang, justru mereka mencibir "ternyata dia bisa hamil juga" respon yang kurang baik dari keluarga tidak membuat maya dan ridwan tidak bersemangat dalam menyambut sang bayi nantinya.

Meskipun dalam kondisi hamil, mertua dan adik ipar maya tidak begitu mau meringankan beban maya dalam urusan kerja rumah, semua tetap di limpahkan ke maya dengan alasan adik iparnya sibuk berkarir dan kuliah, sementara maya tidak berkarir dan tidak kuliah, dan tak mungkin ibu mertua yang sudah tua harus bekerja juga dirumah, dengan alasan seperti itulah yang membuat suami maya tidak menuntut mereka untuk membantu maya.

Selama hamil maya sering mengalami pendarahan, karena kandungan maya yang lemah, namun semangat maya lah yang membuat dia mampu bertahan sampai hingga masa kehamilan 7 bulan. Dan suatu ketika maya merasa keletihan dalam bekerja, maya pun pun pingsan seketika, tidak seorang pun orang dirumah mengetahuinya, sampai pada akhirnya ridwan pulang dari kantor dan menemukan maya dalam kondisi suhu tubuh yang sangat dingin, ridwan pun membawa maya kerumah sakit. Setibanya dirumah sakit, ketika dokter selesai memeriksa maya, dokter segera menemui ridwan.

"Pak ridwan, maaf saya harus memberikan berita buruk ini kepada bapak, bahwasanya istri bapak dalam kondisi yang sangat lemah, saya takut janin di dalam rahim istri bapak juga terganggu nantinya, saya menyarankan untuk mengoperasikan istri bapak, untuk mengeluarkan anak bapak dari kandungan istri bapak." Ucap dokter.

"Tapi istri saya dalam kondisi lemah, dan dia baru mengandung 7 bulan dok, apakah mungkin untuk istri saya melahirkan?" Tanya ridwan.

"Operasi caesar yang kita lakukan sekarang pak, jika bapak mengijinkan tolong tanda tangan berkas untuk proses operasi nya pak." Ucap dokter.

Ridwan pun langsung menandatangani berkas untuk operasi istrinya, entah apa yang terjadi membuat ridwan merasa cemas dan khawatir sekali terhadap maya, sebab ini pertama kalinya dia merasa khawatir terhadap maya selama mereka menikah, dia menyadari bahwa tak pernah memberikan perhatian yang khusus kepada maya. Ridwan memberi kabar kepada keluarganya, namun mereka satu pun tidak ada yang datang kerumah sakit, bahkan untuk menemani ridwan selama proses operasinya maya. Setelah 2 jam ridwan menunggu akhirnya dokter selesai mengoperasi maya, namun dokter berkata kepada ridwan bahwasanya maya membutuhkan banyak darah, sebab maya pingsan sudah 3 jam lamanya, membuat suhu badan maya turun drastis, dan selama proses operasi maya kekurangan darah, dan stok di rumah sakit golongan darah seperti maya telah habis, dan dokter menyarankan untuk ridwan segera mencari keluarga atau orang terdekatnya yang memiliki golongan darah A.

Ridwan menyadari bahwa sari dan sita adiknya memiliki golongan darah A, dia menelpon adiknya, namun mereka menolak untuk memberikan darah mereka, dikarenakan mereka memiliki aktifitas yang sibuk. Ridwan baru menyadari betapa egoisnya seluruh keluarganya itu, entah kenapa terpintas di dalam pikirannya bahwa maya mungkin selama ini terlalu sakit menerima perbuatan dari keluarganya. Ridwan terus mencari dan mencari namun golongan darah A susah sekali didapat, dan tiba-tiba ridwan mendapatkan kabar dari dokter bahwasanya maya dalam keadaan kritis, mendengar kabar itu, aku pun menangis, dan hanya bisa berdoa, agar maya diberikan kesembuhan, dan berharap dia dapat memperbaiki semua kesalahan yang telah dia lakukan terhadap istrinya.

Mendengar pihak rumah sakit mencari golongan darah A, salah satu pengunjung pasien menawarkan darahnya untuk dapat membantu maya, ridwan pun merasa bersyukur karena mendapatkan pendonor darah untuk maya, namun sebelum proses pentransferan darah, maya telah meninggal dunia, rasa tangis yang tak dapat di bendung dari mata ridwan, dan penyesalan dari sang dokter karena tidak dapat menyelamatkan maya, sebab dia sudah banyak kehilangan darah.

"Maafkan kami pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu istri bapak, namun kami hanya bisa menyelamatkan putri bapak, dan sekarang dia juga masih membutuhkan perawatan khusus juga di inkubator" ucap dokter.

Ridwan pun membawa mayat maya kerumah dengan memakai mobil ambulance, sesampainya disana, semua keluarga terkejut melihat maya telah meninggal, namun ridwan hanya bisa diam, dan bungkam tidak ingin berbicara dengan mereka, ridwan pun menelpon seluruh keluarga istrinya, untuk proses pemakaman maya. Setelah maya di makamkan, dan setelah semua keluarga dan warga memberikan doa dan mengadakan tahlilan dirumah ridwan, dia pun langsung kembali ke kamarnya, dan dia mengenang maya, dari foto pernikahan mereka, tempat tidur, bahkan barang-barang peninggalan dari maya, dan ridwan menemukan buku diary milik maya, ternyata semua aktifitas dan perasaan maya selama ini dia tuliskan didalam buku diary nya itu, dan yang paling membuat ridwan tersentuh dan bersedih ketika dia membaca isi tulisan maya.

"Suamiku taukah engkau, aku menikah denganmu itu bukanlah keputusan yang gampang, karena aku pasti akan meninggalkan rumahku, orang tuaku dan adik-adikku juga, aku tinggalkan karirku dan semua yang ada pada diriku hanya demi untuk menjadi istri yang soleha buatmu dan menantu yang soleha buat keluargamu, namun apa yang sudah ku dapatkan, aku menikah denganmu dan belum di karuniai anak itu semua bukan karena inginku, tapi karena Allah belum mengijinkan kita untuk memiliki anak, namun apa yang ku dapat dari keluargamu, hanya cibiran dan hinaan yang mengatakan kalau aku ini mandul, namun tak mengapa, aku tak marah ataupun dendam, sebab ibumu adalah ibuku juga, begitu juga dengan adik-adikmu, mereka adalah adikku juga. Bukan aku tak ingin berkarir, namun engkau lah yang menghentikan karirku, sebab kau tak ingin aku menelantarkan keluarga nantinya, sebagai seorang istri aku harus taat semua perintahmu, namun ibu mu hanya anggap aku sebagai seorang pekerja rumah yang tak mampu berkarir diluar sana, karena aku tidak sarjana. Saat ini aku mengandung, anak ini adalah anakmu dan juga cucu dari keluargamu, namun tidak ada kebahagiaan yang aku lihat dari diri mereka, namun tak mengapa aku tetap semangat menyambut kehadiran anak kita, suamiku aku lelah, aku sakit, aku tak tau harus bertahan sampai kapan, jika aku telah tiada, aku hanya ingin meminta satu hal padamu, tolong beri kebahagiaan pada anak kita nantinya, lindungi dan jagalah dia, sebab aku merasa tak kan pernah bertemu dengannya nanti, selama menikah aku tak pernah meminta apa pun, aku hanya berharap inilah permintaan terakhirku."

Air mata terus menerus mengalir dari diri ridwan, penyesalan yang tak kan membuat maya kembali, dia memutuskan untuk membawa putrinya pindah, dan tak kan tinggal bersama keluarganya lagi, dia tidak ingin kejadian serupa terhadap maya akan dialami oleh anaknya juga.

Writter by N. Yahya

Related Posts:

AyahKu IdolaKu

AyahKu IdolaKu

Ayah adalah figur seorang pahlawan bagiku, dimana disaat aku membutuhkan perlindungan, ayah lah yang selalu sedia melindungiku, disaat aku membutuhkan uang untuk jajan dan pendidikanku, ayahlah yang selalu bersusah payah mencari nafkah untuk makan buat keluarga dan juga anak-anaknya, ayah tidak pernah mengeluh dalam hidupnya, disaat dia menghadapi panas teriknya matahari, disaat hujan melanda ayah tetap gigih mencari rezeki buat kami keluarga dan anak-anaknya.

Saatku masih kecil banyak sekali hal-hal yang aku inginkan, dan selalu aku memaksa ayah untuk membelinya, meskipun ayah tidak memiliki cukup uang, namun ayah selalu berusaha untuk bisa membelikan nya untukku, namun beranjaknya aku semakin dewasa, aku mulai memahami kesulitan ayah dalam mencari nafkah, setiap aku inginkan sesuatu ibu selalu menyarankanku untuk menabung, rasa puas selalu aku dapatkan tersendiri kalau aku membeli apa pun memakai uang hasil tabunganku. Dari situlah aku mulai belajar menabung, menghemat segala keperluanku dalam sehari-hari, sehingga aku pun mampu meringankan beban ayah dalam membiayaiku untuk membeli buku sekolah.

Kini aku pun sudah dewasa, aku bekerja di salah satu perusahaan swasta, baru ku sadari betapa sulitnya mendapatkan uang, aku pun semakin teringat dengan jerih payah ayah dalam mencari uang buat kami. Aku pun berjanji jika mendapatkan gaji pertama akan ku berikan sepenuhnya kepada ibuku, dan gaji pertama ku pun aku terima, begitu aku terima, hatiku menangis, dan tak sengaja air mataku pun keluar, inilah hasil kerja ku selama 1 bulan, bayangkan ayah bekerja dari pagi dan terkadang sampai larut malam hanya untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kami sehari.

Dan saat itu aku beserta adikku yang lainnya berjanji setiap kami kerja dan mendapatkan hasil gaji kami, sebagian hasil gaji kami akan kami berikan kepada ibu, untuk meringankan beban ayah dalam mencari uang buat kebutuhan sehari-hari. Dan di setiap hari istimewa ayah dan ibu sebisa mungkin kami memberikan hadiah yang dapat membuat hati mereka bahagia.

Sosok ayah dalam hidupku lah yang mampu membuatku menjadi wanita yang tidak patah semangat dalam berjuang menggapai cita-cita dan rejeki, senyum dan canda tawa ayah lah yang mampu membuatku melupakan kesedihanku, walau hanya sesaat, sosok ayah yang sebagai pelindung, menjadi teman, sahabat dan pemimpin dalam keluarga yang paling hebat dalam hidup kami, terima kasih ayah atas segala waktu, tenaga, doa dan perjuanganmu dalam memberikan kehidupan kepada kami anak-anakmu.

Writer : NN.Yahya

Related Posts:

Perjuangan Sang Menantu


Entah apa yang ada di pikiran mertuaku, semenjak aku menikah dengan putrinya, tak sedikit pun dia menganggap aku ada, mungkin karena pendidikanku yang tidak setara dengan menantu yang lainnya. Aku hanya lulusan SMA, sementara iparku lulusan sarjana, tapi biar gimana pun aku adalah menantu, suami dari salah satu putrinya. 

Aku memang pria yang tidak sempurna, yang tidak berpendidikan sarjana dan juga tidak memiliki ekonomi yang mapan, namun aku adalah pria yang bertanggung jawab, aku mencintai istriku dan insyaallah aku mampu memberi kehidupan dan menafkahi istriku. 

Selama ini aku dan istriku tinggal bersama ayah dan ibuku, namun setelah 2 tahun masa pernikahan kami, dan kami dikaruniai seorang putri, dan istriku sedang hamil anak ke 2 kami, aku dan istriku berencana untuk pindah dan hidup mandiri, karena dirumah orang tuaku sudah sangat ramai yang tinggal disana, aku hanya ingin memberikan kenyamanan untuk istriku dan anakku, namun aku belum memiliki uang yang cukup untuk menyewa rumah, karena itu mertuaku memberikan kami tempat untuk tinggal kami sementara.

8 tahun kami sudah menempati rumah mertuaku itu, akhirnya kami disuruh keluar dari rumah itu, dikarenakan fitnahan dari adik iparku yang mengadu domba antara aku dan mertuaku, segala tuduhan, fitnahan serta hinaan yang dilontarkan mereka padaku, aku sadar pendidikan yang rendah dan kehidupan yang miskin membuat mereka memandangku sebelah mata, hanya saja meskipun demikian aku tetap menghargai mereka sebagai mertuaku. Aku menghargai keluarga istriku, seperti mertuaku sudah kuanggap sebagai mertuaku, dan adik-adik dari istriku sudah kuanggap seperti adikku sendiri, namun apalah daya, tetap saja mereka tidak pernah menerimaku sebagai menantu mereka, beginilah kehidupan sebagai seorang menantu di dalam pikiranku saat ini, aku tidak bisa membalas bahkan membela diri dari tuduhan yang mereka berikan padaku, sebab aku menganggap mereka adalah orang tuaku juga, saat itu aku hanya mampu bersabar dan terus bersabar.

Aku membawa istri dan anakku keluar dari rumah itu, dan aku pun hanya sanggup menyewa rumah yang kecil dan kumuh, sebab aku tidak memiliki uang yang banyak untuk menyewa rumah. Namun meskipun demikian, aku sangat bersyukur karena aku memiliki istri dan anak yang tidak pernah mengeluh dengan kehidupan kami ini. Kesabaran dan ketabahan mereka serta keceriaan anak-anakku lah yang saat ini mampu membuatku tegar dan tetap terus semangat mencari rezeki untuk mereka. 

Seiring berjalannya waktu, dengan hidup mandiri, bukan berarti cobaan hidup kami berlalu begitu saja. Cobaan pun terus menghantui kehidupan rumah tangga kami, bukan hanya dari pihak keluarga istriku, kini dari pihak keluargaku pun begitu juga, mereka selalu saja senang sekali mengkambing hitamkan istriku dari segala masalah yang terjadi. Semenjak kedua orang tuaku meninggal, mereka selalu mengusik kehidupan keluargaku, istriku tidak pernah dianggap sebagai ipar, mereka lebih senang anggap istriku sebagai orang lain. Terkadang aku meratap miris kehidupan kami, namun selalu istriku memberikan aku kekuatan agar kami tetap bersabar dan selalu mendidik anak-anak kami dengan baik dan menebarkan hal-hal positif kepada mereka.

Seiring berjalannya waktu, anak kami sudah tumbuh dewasa menjadi gadis-gadis yang penyabar dan kuat sama persis seperti ibunya. Dan putriku yang pertama akan segera menikah, karena itu aku dan istriku sepakat untuk tidak akan membiarkan masa lalu yang suram kami alami sebisa mungkin tidak akan terjadi pada kehidupan anak kami. Bagi kami kelak jika kami memiliki menantu, kami akan menganggap menantu kami adalah anak kami juga, meskipun dia bukan terlahir dari rahim istriku, tetap kami anggap dia sebagai anak kami, bukan hanya sekedar menantu, sebab jika kami memiliki menantu pria, dia adalah pria pengganti diriku sebagai seorang ayah, dia lah yang akan menafkahi putri kami, yang akan memberikan kehidupan yang baru buat putri kami, dan dari mereka lah kami akan memiliki cucu yang lucu-lucu nantinya, dan jika kami memiliki menantu wanita, kami akan anggap dia sebagai putri kami juga, sebab dari dia lah akan lahir penerus keluarga kami, dialah yang akan mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik cucu kami nantinya.

Menantu kami bukanlah orang asing, tapi mereka adalah anak-anak kami juga nantinya, sebab dari mereka lah nantinya akan terlahir penerus baru yang akan menggantikan kami. Tidak ada pilihan diantara menantu maupun anak kandung, mereka tetap anak-anak kami, karena mereka bukanlah sekedar menantu.

Related Posts:

Tipuan Sosial Media

Ok malam ini saya mencoba menuliskan tipu daya sosial media sejenis facebook, twitter, path, instagram dan sejenisnya kepada kita..
Hal ini sebenarnya sudah saya survey sejak 3 tahun yang lalu. Saya merupakan seorang pengiat teknologi khususnya dibidang Teknologi informasi..saya merupakan seorang IT freelancer dibidang programming..hampir semua jenis sosial media saya punya seperti sosial media facebook dan twitter saya sudah berumur sekita 7 tahun..sudah bermacam-macam orang yang saya temui di dunia maya dari ustad dunia maya, penipu dunia maya, penjahat-penjahat kelamin didunia maya, para developer pembangun sistem, publisher sampai bahkan para-para perentas dunia maya pernah saya temui di sosial media ini..
Ok well seperti yang kita ketahui bersama sosial media baiknya kita gunakkan sebagai media kita berkomunikasi dengan baik, mendekatkan orang-orang yang jauh jaraknya di kita.. Bukan sebaliknya menjauh kan orang yg dekat dengan kita..beberapa orang juga menggunkan sosial media untuk mempromosikan dagangan mereka .. Beberapa diantara lainnya mencari informasi dan berita mengenai apa yang terjadi didunia..
Seiring dengan berjalan nya waktu .. Sosial media menjadi sebuah ajang pamer, riya, dan membuang waktu oleh manusia-manusia yang tidak mengerti bagaimana adat menggunakan sosial media sebagaimana mustinya.. Banyak anak-anak dibawah umur yang seharusnya belom harus menggunakan sosial media dipaksa bahkan di anjurkan orang tua nya untuk menggunakan sosial media..bahkan yang lebih parah orang-orang tua menjadi bertingkah seperti anak-anak yang belum dewasa ketika menggunakan sosial media..
Well kita tau sosial media seperti facebook, twitter, path, instagram dan sejenisnya membuat kita memiliki banyak teman dari seluruh belahan dunia.. Bisa jadi tempat kita menemukan ide-ide baru dengan mensharing nya ke hal layak ramai..tapi taukah kawan banyak sekali tipu muslihat yang terjadi di dunia maya/sosial media?? Ok dari hasil 7 tahun saya menggunakan sosial media dan Saat ini akun anonim (fake) sosial media (facebook) saya berjumlah sekitar 500an akun. Tanpa anda sadari mungkin salah satu akun sosial media anonim saya mungkin adalah teman anda. Ini adalah beberapa hal yang merugikan dari sosial media :

1. Sosial media membuat anda jadi anti sosial.
Ya benar karna dengan sosial media anda menjadi malas untuk bersilaturahmi secara langsung dengan orang yang sebenarnya dekat dengan anda (tetangga, saudara, bahkan keluarga). Tanpa anda sadari anda lebih asik dengan gadget dan sosial media anda dari pada datang bersilaturahmi atau mungkin berkomunikasi via lisan dengan kerabat anda.
Bahkan anda bisa lupa pada anak anda, suami anda, istri anda,adik-adik anda, saudara-saudara anda, anda menganggap like kommentar teman-teman sosial media anda lebih penting dari orang-orang disekitar anda..anda akan menjadi tertutup dengan orang-orang disekitar anda

2. Sosial media menjadi ajang Riya (Pamer) dan Sia-sia.
Anda tidak sadar sebenarnya waktu ada terbuang sia-sia dengan mengakses facebook, twitter dan sejenisnya anda mampu berjam-jam didepan gadget anda hanya untuk bersosial media ria, sehingga terkadang anda lupa dengan tanggung jawab anda sebagai manusia kepada tuhan nya. (Kata bijaknya : Facebookan berjam-jam bisa sholat yg cuma 5 menit kadang berat). Dan percaya pada saya 90% pengguna sosial media hanya mengumbar kesia-siaan contoh : membuat status yang terkadang klo menurut saya g penting seperti contohnya :

- "Selamat Pagi Sobat Dumay" <<-- ini paling sering saya lihat di facebook setiap pagi.. Itu fungsi nya apa cobak?? Semua tau waktu itu sudah pagi..trus klo sudah pagi mau ngapain?? Mau balik lagi jadi malam klo kita buaf status seperti itu??

- atau "Status Diary Kehidupan" contoh nya "Makan siang yuk guys" <<-- emang klo buat status kyk gitu orang mau makan barengan ama kamu?? Enggak begok..!! Malah ntar ente yg susah klo semua temen2 sosial media ente datang minta dibayarin makan.

- atau "Status Curhat Sampah" kyk " Duh aku Galau" .. <<-- mau ente galau mau ente ngejebur ke jurang pun orang g peduli bro/mbak/sis.. Ente bukan publik figur atau sekelas artis hollyword jadi g perlu ente pamer kehidupan pribadi ente di sosial media..

- Ada lagi Tipe "Status Sok Selebritis" contohnya "Lagi Jemur pakaian", " Lagi Masak", "Lagi Bobok", " Baru bangun bobok" hampir semua kegiatan dibuat jadi status..g sekalian aja waktu "Lagi Boker" dibuat jadi status?? Yang baca juga muak dan mual terkadang dengan hal2 seperti itu bro/mbak/sis.

- Tipe tukang Update status melebihi makan obat dari dokter..dalam sehari bisa 10 sampai 30 bahkan bisa 100 status sosial media dalam 1 hari..

Hal riya dalam sosial media contohnya..setiap hari anda sibuk berselfie-selfi ria dengan kamera hape anda lalu anda post ke facebook?? Ini apa coba fungsinya?? Mau buat studio foto?? Mending ente cuci fotonya trus ente masukkin ke album foto..lumayan bisa nakut2in tikus didapur.. Atau foto2 makanan sebelum makan.. Ada baiknya ente baca doa klo sebelum makan bukan foto makanan nya..bayangkan jika yang membuka facebook anda anal kurang mampu yang buat makan aja dia susah..

Bayangkan bagaimana berdosa nya anda..

3. Sosial Media Fight
Ini juga merupakan hal yang paling sering terjadi di dunia maya..Orang bertengkar gara-gara sosial media .. Saling menghujat didunia maya..saling memfitnah didunia maya, saling tebar kebencian didunia maya, saling menyalahkan gara-gara sosial media..saling maki-makian bahkan bunuh-bunuhan karna sosial media Ini menurut saya hal paling g penting didunia..masih banyak hal yang bisa dilakukan.

4. Sosial Media Memiliki Syndrom Sok (Sok Artis, Sok Eksis, Sok Mengerti, Sok Kuat, dan Sok-Sok Lainnya).
Ini adalah dampak dari anti sosial tadi yang saya sebutkan diatas..syndrom sok ini terjadi karna anda terlalu yakin dunia maya dan dunia nyata itu sama..sebenarnya sangat bertolak belakang..anda bahkan bukan siapa-siapa didunia nyata walaupun anda kelihatan hebat didunia maya..rata-rata orang yang terlalu aktif di dunia maya merupakan anak kuper, kutu buku, kesepian dan sejenisnya sehingga dia membuat sosial media sebagai pelarian nya karna ketidak mampuan nya.

5. Sosial Media Membuat Anda lupa Siapa diri anda sebenarnya.
Banyak orang berkedok di sosial media mungkin anda salah satunya.. Berkedok ustad padahal bandit, berkedok cowok baik-baik padahal penjahat wanita, berkedok gadis padahal janda, berkedok wanita padahal laki-laki, berkedok bijaksana padahal g bs apa-apa, berkedok cantik padahal karya kamera 360, berlagak pintar padahal bodoh , berlajgak kaya padahal miskin, belagak muda padahal tua dan masih banyak kedok-kedok lain nya..
Seperti lagu "kedok ngorek kedok ngorek pinggir2 kali..teok tekdung teok tek dunf teok..teok ..tek dung" (^_^).
Anda bisa jadi siapa saja di sosial media..menjadi siapapun yg ingin anda mau disini tapi anda akan kehilangan jadi diri anda sebenarnya karna terlalu banyak menjadi "Wanna Be.."

6. Sosial Media membuat anda Miskin
Iya benar sosial media membuat anda miskin kreatifitas, miskin ide, miskin uang (karna abis buat beli paket..kadang lebih mentingin paket data internet dibandingkan makan)... Miskin iman karna banyak hal-hal yg bisa membuat hancur keimanan di sosial media...miskin saudara, miskin teman nyata, miskin kebijaksanaan, Miskin hal-hal nyata..bahkan anda bisa miskin rasa kemanusian karna sosial media..
Well demikian tadi pembahasan analisa saya mengenai sosial media, Saya bukan melarang para pembaca memiliki atau mengunakan sosial media..tapi alangkah baiknya sebelum menggunakan sosial media anda mengerti akan dampak dari sosial media yang perlahan namun pasti akan terjadi di hidup anda .. Yang Mendapatkan keuntungan dari hasil eksis anda di sosial media adalah pihak sosial media..bukan anda karna klo dalam dunia publisher IT ada istilah Trafik Visitor dimana artinya semakin sering website dan sebuah situs web dikunjungi maka akan semakin mahal dan tinggi nilai jual website tersebut..
Akhir kata mari kita sebarkan kebaikan di sosial media seperti sebuah Firman Allah "Berkatalah yang Baik atau Lebih Baik Diam" .. Sebarkanlah kebaikan supaya mendapatkan kebaikan..jangan jadikan sosial media penjerumus anda kelubang dosa tanpa anda sadari..mudah-mudahan kita dijauhkan dari semua kejelekan dan keburukan dan tipu daya dalam kehidupan..Aamiin..ya Rabbil ..Alamin.
Writer : Daiku7/Dev Smart Kode/Chief Kode Aceh/Seorang Hamba Allah/Manusia Biasa. (^_^)

Related Posts:

Suamiku Hebat

Namaku Linda, aku baru menikah 6 bulan yang lalu, selama pernikahanku, selalu aku merasakan kebahagiaan bersama suamiku. Aku sangat bersyukur memiliki suami sepertinya, semenjak kami menikah, tak pernah sedikit pun aku merasakan kekurangan kasih sayang darinya, terlebih lagi semenjak kami menikah, aku harus keluar rumah dan ikut dengan suamiku keluar kota. Berada diluar daerah tempat aku tinggal merasa asing bagiku, lingkungan dan masyarakatnya semuanya asing, namun suamiku selalu mendampingiku, dan tidak pernah merasa bosan selalu berada di dekatku.

Dari awal menikah, kemana pun aku pergi selalu di temani suami, tidak banyak ada suami yang selalu mau menemani istrinya kemana pun istrinya pergi, terlebih lagi kalau hanya untuk pergi belanja ke pasar untuk kebutuhan memasak dirumah, namun suamiku selalu menemaniku bahkan membawa belanjaan yang aku beli, dia tidak ingin aku yang membawa belanjaan itu semua, justru dia lebih senang kalau dia sendiri yang membawanya.

Tidak hanya itu suamiku juga selalu membantuku dalam urusan rumah, meskipun dia lelah dengan pekerjaannya diluar sana, dia selalu membantuku untuk mengerjakan pekerjaan rumah jika aku sedang sakit, justru dia selalu menyarankan aku untuk istirahat tidur di kamar dan membiarkannya yang menyelesaikan rumah, meskipun demikian sebagai seorang istri, aku tak ingin membiarkan suamiku yang mengerjakan semua pekerjaan yang seharusnya aku kerjakan. Aku lebih menyukai melakukan pekerjaan rumah bersama-sama meskipun kondisiku sedang sakit, namun tetap saja suamiku marah dan tak ingin aku tambah sakit, dia menyuruhku untuk duduk diam, hanya memberikan arahan apa-apa saja yang harus dia kerjakan, seperti memasak, apa saja bumbu yang harus dipersiapkannya, dan apa saja yang harus dimasak.

Hebatnya suamiku yang semakin membuatku cinta padanya, perhatian dan kasih sayang yang di berikannya padaku, membuatku semakin jatuh cinta padanya, bahkan di setiap harinya cinta itu semakin lama semakin tumbuh di dalam diriku ini. Berkat cinta yang selalu dia berikan padaku, selalu tercipta suasana hangat dan romantis dirumah, meskipun sebenarnya suamiku itu bukan tipe pria romantis.

Tidak hanya cinta dan perhatiannya, bahkan dia mampu meringankan rasa rinduku terhadap keluargaku di kampung sana, dengan sikap dan tingkah lucu dan jahilnya yang selalu dia lakukan seperti aku bersama dengan ayah dan adik-adikku disana. Kami tinggal hanya berdua, tapi aku bisa merasakan kalau aku sedang bersama dengan keluargaku juga, sebab suamiku selalu memberikan yang terbaik buatku, merasakan cinta, kasih sayang dan perhatiannya di setiap hari-hariku.

Aku hanya bisa berharap kehangatan ini tidak akan hilang seiring berjalannya waktu, aku hanya berharap dapat merasakan kehangatan dan keharmonisan selalu dalam hidup kami, meskipun kami hidup tidak bergelimpang harta, tapi aku bangga memiliki suami bergelimpang kasih sayang, sebab dapat merasakan suka, duka, senang dan sedihku selalu bersamanya.

Hebatnya suamiku yang bukan hanya menjadi imam dalam rumah tangga kami, suamiku juga menjadi teman disaat aku ingin curhat, menjadi sahabat yang selalu ada untukku yang mampu menghapus air mataku dikala aku bersedih dan mampu membuatku senang dikala aku merasakan kesepian. Aku bersyukur kepada Allah sebab aku memiliki suami hebat seperti ini.

Writter by N. Yahya

Related Posts:

Surat Terakhir Ayah

Sore ini entah kenapa pikiranku tak karuan, hari ini aku tak begitu konsentrasi dalam menggunakan gitar disaat kami latihan band.

"Kenapa denganmu dre?" Aji bertanya padaku.
"Entahlah aku pun tak tau, hanya saja aku kepikiran dengan ayahku." Jawabku.

Aku baru ingat sudah seminggu ayah dirawat dirumah sakit, namun tak pernah ada waktuku untuk bisa menjenguk ayah, karena kesibukanku dengan kuliah dan ngeband, karena dikampus akan mengadakan festival band, jadi kami pun fokus latihan dengan mempersiapkan lagu yang akan kami tampilkan nantinya.

"Ayahku sakit, sudah 1 minggu ini, aku belum ada berkunjung jenguk ayah dirumah sakit, padahal ibu selalu mengingatkanku untuk kerumah sakit." Ucapku kepada teman-temanku.

"Wah, parah kali sih kamu jadi anak, kenapa gak jenguk ayahmu? Kenapa gak kabari kita-kita? Sakit apa ayahmu dre?" Tanya heru kepadaku.

"Aku merasa ayah sakit cuma sakit biasa aja, sakit demam dan batuk aja, makanya aku tidak beri kabar ke kalian semua, sebab kita kan harus fokus latihan, lagian aku berpikir ayah akan secepatnya kok keluar dari rumah sakit, tapi aku heran juga sudah 1 minggu ayah di rawat inap dirumah sakit." Ucapku.
"Sebaiknya kita sekarang istirahat dulu latihannya, percuma juga kita lanjutkan, kalau ada yang tidak fokus dalam latihan, kita jenguk ayahmu dulu dre, supaya kau bisa tenang latihannya." Usul Restu kepadaku.

Saat itu juga, aku, restu, aji dan heru bergegas pergi kerumah sakit, dan setibanya dirumah sakit, aku melihat tidak ada ayah lagi disana, apakah ayah sudah pulang, kenapa tidak ada satu pun orang yang memberi kabar padaku.

"Maaf sus, saya mau tanya pasien yang bernama bapak Rahardji di rawat dikamar yang mana ya?" Tanyaku pada salah satu suster yang berjaga disana.

"Oh bapak rahardji sudah keluar dari rumah sakit, sejak kemarin mas." Jawab suster itu padaku.
"Sudah keluar, apakah beliau sudah sembuh, makanya diperbolehkan keluar?" Tanyaku.

"Disini tercatat kalau beliau sendirilah yang meminta untuk dirawat jalan atau dirawat dirumah saja mas, padahal kondisi beliau masih belum ada perkembangan sama sekali." Jawab suster.
"Oh begitu, makasih ya sus." Ucapku.


Tapi entah kenapa dari keterangan suster itu semakin membuatku khawatir, aku segera menelpon adikku Rita tapi tidak diangkat, bahkan aku menelpon kerumah, tapi tidak diangkat juga. Hal ini semakin membuat hatiku gelisah, aku memutuskan untuk kembali pulang, dan teman-temanku ikut serta denganku.



Setibanya dirumah, sungguh kaget, kenapa begitu banyak orang yang datang kerumah, ketika aku masuk, aku melihat Rita menangis lalu masuk ke kamar ayah dan ibu, aku pun segera menyusul masuk juga, tersentak aku melihat suasana di dalam kamar, innalillahi wainnailaihi rojiun, ayahku sudah meninggal saat aku tiba disana.

Aku langsung peluk ayah, kenapa secepat ini, kenapa ayah pergi tinggalkan kami semua, ucapku dalam hati.

"Kenapa kamu baru pulang nak? Kenapa kamu tak pernah mau datang disaat ayah memanggilmu, kenapa disaat dia baru menghembuskan nafas terakhirnya, kau datang kesini?" Ucap ibu.
Aku tak dapat berkata apa-apa lagi, aku hanya dapat mengucapkan kata maaf pada ibu.

"Maafkan andre bu, andre tidak mengira kalau ayah akan secepat ini pergi meninggalkan kita." Ucapku.

"Simpan saja ucapan maaf abang kepada kami, sebab permintaan maaf abang tak kan membuat ayah kembali di sisi kita, saat ayah ingin bertemu, abang tak kunjung datang, ketika abang datang, ayah langsung hembuskan nafas terakhirnya, hanya kedatanganmu lah yang ditunggu-tunggu ayah selama ini." Ucap Rita kepadaku.

Aku hanya bisa menunduk terdiam dan menangis, menyesali semua perbuatanku selama ini kepada ayah, semua perkataan Rita padaku memang benar adanya, aku tidak mempedulikan ucapan ibu yang ingin aku menjenguk ayah, namun penyesalanku tak dapat membuat ayah kembali lagi.

Setelah ayah selesai dikebumikan, dan kami pun selesai tahlilan dirumah, aku masuk kembali kedalam kamar ayah, aku pandangi foto ayah ketika masih ada bersama kami, teringat semua kenangan disaat ayah selalu ada untuk kami, betapa bahagianya aku, tapi disaat ayah sakit, aku justru sibuk dengan urusan kampus dan band yang selama ini aku lakukan, maafkan aku ayah, maafkan aku, sambil menangis aku ucapkan itu dan aku pun mengelus tempat tidur dimana ayah tidur selama ini, yang sekarang tidak akan pernah ada lagi ayah tidur di tempat tidur ini, akan tetapi di balik bantal ayah terselip selembar kertas, aku ambil kertas itu lalu aku baca.

"Andre, ayah sangat tau kau sangat sibuk diluar sana nak, sibuk dengan urusan ilmu dan duniawimu, ayah mengerti dengan hobimu yang suka bermusik, tapi apakah kau tidak rindu ayah nak? Ayah rindu padamu, sudah 1 bulan kau tak pulang kerumah, karena sibuk dengan band mu itu, kau selalu menginap dirumah temanmu, ayah tak melarangmu untuk hal-hal positif yang kau lakukan diluar sana, hanya saja, janganlah kau pernah lupakan kami disini, dan juga jangan pernah lupa akan ibadah nak. Mungkin saat kau membaca surat ayah, kau tidak akan bisa berbicara dan bertemu dengan ayah lagi, entah sampai kapan ayah mampu menahan rasa sakit ini demi untuk bisa bertemu denganmu langsung, memberikan nasehat terakhir untukmu sebagai kepala rumah tangga, dan sebagai pengganti ayah nantinya. 

Ayah hanya berpesan padamu untuk tidak lupa akan ibadah dan keluarga, kau boleh kejar cita-cita dan impianmu diluar sana, tapi sebagai kepala rumah tangga jangan sampai lupakan ibu dan adikmu, kau hanya punya satu adik perempuan yang kini dia sudah beranjak dewasa, jaga dia, jangan sampai dia lepas kendali dan terlalu bebas bergaul dengan duaniwi diluar sana, tetap kalian ingat akan Allah sang pencipta. Ayah juga minta jaga ibumu, jangan biarkan dia kesepian tanpa ayah, beri dia semangat nak, dan sekarang kamulah yang mencari nafkah buat adik dan ibumu, kelak jika kau berumah tangga, tetaplah kau menjaga ibu dan adikmu sampai akhir hayatmu, maafkan ayah karena tak dapat menemani kalian lagi di dunia ini, ayah berharap kau bisa menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga yang baik buat istri dan anakmu kelak, dan menjadi kepala rumah tangga buat ibu dan juga adikmu. Maafkan ayah karena memberikan beban yang berat padamu. Ayah sayang kalian. Wassalam."

Air mataku terus menerus mengalir, dan aku pun berjanji akan menepati semua keinginan dan harapan ayah padaku.

Writter by N. Yahya

Related Posts: